GSM

Guru Tidak Hanya Menuntasakan Materi Pelajaran

Berangkat dari pengalaman dan kegelisihan tersebut, Bu Ely berbagi kepada rekan-rekan guru di Bondowoso untuk bagaimana merubah iklim sekolah menjadi menyenangkan. Tentu, untuk menciptakan sebuah perubahan perlu adanya upaya yang harus dilakukan. Langkah awal untuk menjemput perubahan itu dimulai dengan merubah paradigma (mindset atau cara berpikir) guru terhadap pendidikan.

Mendobrak Mindset Guru

‘Mendobrak Mindset Guru’ satu frasa dengan tiga kata ini tercipta dari hasil refleksi Pak Deny Rochman, beliau merupakan analis kurikulum dan pembelajaran dinas pendidikan Kota Cirebon. Menurutnya, Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) ingin mengembalikan tiga kodrat manusia. GSM ingin mendobrak mindset guru-guru. Merubah paradigma berfikirnya, merubah ideologinya, bukan metodologinya. Jika para guru sudah mampu dan berhasil merubah mindsetnya seperti paradigma GSM, maka proses belajar mengajar guru akan lebih mudah, terarah dan menyenangkan.

Pendidikan Indonesia Perlu Perubahan!

Saat ini, kebanyakan dari kita tidak menyadari bahwa generasi saat ini hanya dibentuk sebagai generasi yang irrelevant. Generasi yang irrelevant merupakan sebutan bagi generasi yang tidak mempunyai skill dan bakat yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja di masa depan. Hadirnya generasi ini merupakan konsekuensi dari intensitas dan ketergantungan manusia akan kecerdasan buatan.

Menjadi Pendidik Bukan Pengajar

Menjadi pendidik tidak sama dengan menjadi pengajar. Mengapa dapat dikatakan demikian? Sebab upaya mendidik merupakan suatu proses panjang berkaitan dengan menanamkan karakter baik pada diri anak didik. Sedangkan mengajar merupakan aktivitas mengisi, di mana pengajar hanya menyuguhkan pengetahuan (transfer of knowledge) tanpa adanya value.

GSM Menembus Madrasah!

Gerakan Sekolah Menyenangkan terus melebarkan sayapnya ke seluruh negeri Indonesia demi mengubah pendidikan yang bersifat feodalistik menjadi pendidikan dengan ekosistem yang menyenangkan bagi anak. Bahkan kini, GSM melalui Pak Ali dan kawan – kawan berhasil menerobos batas dari sekolah ke madrasah demi berbagi praktik – praktik baik dalam pembelajaran. Hal ini dilakukan oleh Pak Ali karena Pak Ali ingin melihat adanya transformasi pendidikan yang baik kepada Indonesia dan tentunya dirasakan oleh semua jenjang pendidikan di Indonesia termasuk Madrasah.

Cambukan untuk Menggerakkan

Lika-liku perjalanan pak Ali, guru penyimpang positif GSM dalam menyuarakan nilai-nilai GSM ke seluruh penjuru Indonesia tentunya tidak semulus yang dibayangkan. Ingatan yang kurang membahagiakan tentang cemoohan, bullyan, hingga makian yang pak Ali terima diawal rasanya teringat kembali, saat setelah sekian lama pak Ali bergerak bersama GSM di jenjang SMK, kini terjun menerobos arus kebiasaan untuk berbagi ke jenjang yang berbeda yaitu jenjang madrasah.

Suster Agustina dan Titik Baliknya

Dahulu Suster Agustina merupakan kepala sekolah yang menganggap bahwa aturan adalah harga mati. Suster Agustin mengenal sekolahnya sebagai sekolah yang kental akan nilai – nilai keagamaan dan hanya berfokus pada aturan. Tetapi semenjak Suster Agustin mengenal GSM, kesadaran akan pendidikan yang memanusiakan manusia pun berubah. Suster Agustin merasa dirinya bersalah karena beliau sempat mengeluarkan anak – anak yang melanggar aturan dikeluarkan dari sekolahnya. Memang sedari dulu Suster Agustin percaya bahwa kedisplinan seorang siswa adalah tolak ukur keberhasilan pendidikan. Tetapi aturan tersebut justru mengekang siswa dan tidak ada nilai kehidupan di sana.

Titik Balik Mbak Reny Rustyawati Sebagai Seorang Pendidik dan Pembelajar

Mendapat kesempatan untuk berkembang bersama GSM merupakan hal yang mbak Reny syukuri. Menurutnya, “pendekatan ini yang sangat saya harapkan dan saya cari – cari sejak dulu”. Mbak Reny juga mengajak seluruh kawula muda untuk untul saling berubah, berbagi, dan berkolaborasi. Seperti apa yang ia sampaikan dalam akhir pidatonya “Sekarang bukan saatnya kita menunggu perubahan, tetapi sekarang adalah saatnya kita menjemput perubahan.”

This website uses cookies and asks your personal data to enhance your browsing experience.