GSM

Sejarah Kurikulum di Indonesia

Seperti yang kita ketahui bahwa kurikulum merupakan jantung pendidikan Indonesia. Kurikulum menjadi komponen penting dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia. Namun, tahukah kalian bahwa sebenarnya kurikulum sudah berganti lebih dari 1 kali? Lalu bagaimana ciri khas setiap kurikulum yang pernah diterapkan di Indonesia? Mari kita simak di bawah ini ya

Dengan Jari Menginspirasi,  Dengan Jari Menggerakan Hati. Urgensi Digitalisasi dalam Mengubah Kehidupan

Sekitar 2 hari yang lalu, Gerakan Sekolah Menyenangkan melaksanakan workshop digitalisasi. Tujuan dari diadakannya workshop ini adalah bersama – sama untuk membangun kesadaran diri mengenai pentingnya digitalisasi sebagai alat utama untuk menginspirasi dan menggerakkan hati semua pihak. Sekitar kurang lebih dari 100 orang berpartisipasi pada acara workshop digitalisasi yang diadakan oleh GSM ini. Lantas seperti apakah sih itu digitalisasi?

Bergerak Berbagi dengan Cross Teaching Ala Pak Ali

Pak Ali membagikan hasil tindak lanjutnya dalam mengajak anak didiknya dari SMK N 1 Jambu untuk bergerak berbagi ilmu pengetahuan dan keceriaan dengan adik-adik SD. Cross teaching ini Pak Ali kemas menjadi project P5BK (Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja), menurutnya project ini merupakan suatu aksi yang mendukung mewujudkan profil pelajar Pancasila sesuai visi dan misi Kemendikbud. Cross teaching memberi ruang dan kesempatan kepada anak didik untuk dapat berpartisipasi dan terlibat secara aktif serta mampu berkontribusi secara langsung mendatangi sekolah dengan sasaran adik-adik SD.

Gerak Birokrat Penyimpang untuk Pendidikan Indonesia Timur

Beberapa minggu yang lalu, Pak Rizal selaku founder Gerakan Sekolah Menyenangkan kedatangan tamu yang sangat menginspirasi. Tamu tersebut berasal dari Kabupaten Supiori, Papua yang merupakan salah satu Penyimpang Positif GSM. Supiori merupakan tempat fungsionaris pertama yang ada di Papua di mana berfokus pada ranah pendidikan dan agama. Sementara Penyimpang Positif adalah seseorang yang memiliki perilaku yang menyimpang dalam kebiasaan dan tradisi tetapi memiliki dampak yang positif terutama dalam proses belajar bahkan hasil belajar seorang siswa. Namun, uniknya penyimpang positif ini berasal dari Birokrat.

Belajar IPA Menyenangkan Ala Bu Dhian

Untuk sebagian guru atau bahkan mayoritas guru dalam melakukan proses pembelajaran IPA mungkin tidak sedikit yang masih terpaku dan terbatas pada pola pembelajaran di ruang-ruang kelas. Padahal sejatinya IPA itu sendiri merupakan mata pelajaran yang melibatkan lingkungan sekitar dalam proses belajarnya, mengaitkan permasalahan terdekat dengan kehidupan sehari-hari anak, dan bagaimana membuat anak didik menjadi active learning untuk dapat bereksplorasi melakukan dan meningkatkan keterampilan sains yang meliputi beberapa proses seperti mencari, menemukan, menyimpulkan, mengkomunikasin sendiri berbagai pengetahuan, nilai-nilai, dan pengalaman yang dibutuhkan.

Melihat Jejak Keberpihakan GSM

Untuk menjalankan misinya, Gerakan Sekolah Menyenangkan memulai aktivitasnya pada sekolah sekolah mewah alias sekolah mepet sawah. GSM mengajak dan memfasilitasi sekolah-sekolah pinggiran yang tidak mendapatkan perhatian dari pemerintah. Hal ini dilakukan agar agar kualitas sekolah pinggiran yang selama ini tidak diperhatikan juga bisa terangkat.

Ketulusan Hati Membawa Bu Anik Tiba di Maluku

Bu Anik merupakan seseorang yang merealisasikan visi GSM dengan terus bergerak dengan hati yang tulus menarasikan perubahan paradigma pendidikan melalui workshop di sekolah-sekolah. Bu Anik tidak ingin berubah sendirian, Bu Anik bertekad untuk merubah eksositem sekolah dengan praktik pembelajaran yang menyenangkan ini dapat dilaksanakan di seluruh pelosok negeri, tidak hanya terbatas pada Pulau Jawa saja.

Melihat Praktik Pembelajaran Menyenangkan di SMK N 3 Sorong

Awal kisah SMK N 3 Sorong memutuskan untuk berjalan bersama GSM adalah pihak dari SMK N 3 Sorong tidak sengaja untuk mengikuti visitasi menyenangkan ke beberapa sekolah yang memang sudah diketahui lebih dulu bergabung dan menerapkan nilai – nilai GSM. Sekolah – sekolah tersebut di antaranya adalah SD N 2 Rejodani serta SMP N 2 Rejodani. Memang ketiga instansi tersebut berbeda jenjang tetapi pada akhirnya SMK N 3 Sorong berhasil mengadaptasi dan memodifikasi konsep GSM dari beberapa sekolah yang dikunjungi tadi.

This website uses cookies and asks your personal data to enhance your browsing experience.