GSM

Pendidikan Indonesia Perlu Perubahan!

Saat ini, kebanyakan dari kita tidak menyadari bahwa generasi saat ini hanya dibentuk sebagai generasi yang irrelevant. Generasi yang irrelevant merupakan sebutan bagi generasi yang tidak mempunyai skill dan bakat yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja di masa depan. Hadirnya generasi ini merupakan konsekuensi dari intensitas dan ketergantungan manusia akan kecerdasan buatan.

Biaya Mandiri, GSM Cirebon untuk Negeri

Perjalanan Kota Cirebon – Yogyakarta menggunakan bis bukan perjalanan yang singkat dan nyaman. Para guru harus tidur di bis dalam keadaan sempit-sempitan, tentu rasa lelah yang mereka rasakan. Bahkan, ketika sampai di Yogyakarta, mereka tidak sempat mampir ke hotel untuk beristirahat sejenak. Para guru langsung berkunjung ke sekolah tujuan. Untungnya rasa lelah itu terbayarkan setelah turun dari bis.

Cambukan untuk Menggerakkan

Lika-liku perjalanan pak Ali, guru penyimpang positif GSM dalam menyuarakan nilai-nilai GSM ke seluruh penjuru Indonesia tentunya tidak semulus yang dibayangkan. Ingatan yang kurang membahagiakan tentang cemoohan, bullyan, hingga makian yang pak Ali terima diawal rasanya teringat kembali, saat setelah sekian lama pak Ali bergerak bersama GSM di jenjang SMK, kini terjun menerobos arus kebiasaan untuk berbagi ke jenjang yang berbeda yaitu jenjang madrasah.

Suster Agustina dan Titik Baliknya

Dahulu Suster Agustina merupakan kepala sekolah yang menganggap bahwa aturan adalah harga mati. Suster Agustin mengenal sekolahnya sebagai sekolah yang kental akan nilai – nilai keagamaan dan hanya berfokus pada aturan. Tetapi semenjak Suster Agustin mengenal GSM, kesadaran akan pendidikan yang memanusiakan manusia pun berubah. Suster Agustin merasa dirinya bersalah karena beliau sempat mengeluarkan anak – anak yang melanggar aturan dikeluarkan dari sekolahnya. Memang sedari dulu Suster Agustin percaya bahwa kedisplinan seorang siswa adalah tolak ukur keberhasilan pendidikan. Tetapi aturan tersebut justru mengekang siswa dan tidak ada nilai kehidupan di sana.

Titik Balik Mbak Reny Rustyawati Sebagai Seorang Pendidik dan Pembelajar

Mendapat kesempatan untuk berkembang bersama GSM merupakan hal yang mbak Reny syukuri. Menurutnya, “pendekatan ini yang sangat saya harapkan dan saya cari – cari sejak dulu”. Mbak Reny juga mengajak seluruh kawula muda untuk untul saling berubah, berbagi, dan berkolaborasi. Seperti apa yang ia sampaikan dalam akhir pidatonya “Sekarang bukan saatnya kita menunggu perubahan, tetapi sekarang adalah saatnya kita menjemput perubahan.”

Tiga Bagian Besar Sebagai Titik Balik Perjalan Spiritual Pak Rizal

Dalam Festival Sekolah Menyenangkan, pak Rizal selaku founder GSM menyampaikan tiga bagian besar sebagai titik balik dan juga perjalanan spiritualnya yang hingga saat ini terus beliau arungi. Pada bagian pertama, beliau menyebutnya sebagai cermin masa lalu yang kemudian terkoneksi sebagai penemuan titik balik. Kilas balik tersebut, beliau bagikan dalam pidatonya yang terangkum dalam tulisan ini.

Kesan dan Pengalaman Pak Wikan Sakarinto Terhadap Perubahan yang Dilakukan oleh GSM

“Ternyata titik balik itu, merdeka belajar, satu frase dengan dua kata tersebut yang semakin meneduhkan apa yang dicita-citakan oleh GSM … Mencoba untuk membumikan kembali pendidikan yang lebih memanusiakan, memerdekakan dan bukan membelenggu dengan keharusan dalam pencapaian nilai yang tinggi. Saya ingin menceritakan pengalaman saya dengan GSM dan kenapa GSM juga kita ajak untuk mengembangkan pendidikan vokasi.” – Wikan Sakarinto

This website uses cookies and asks your personal data to enhance your browsing experience.